Dimana-mana kita temui pendengkur. Yang gemuk, kurus, pria, wanita, anak-anak atau orang lanjut usia. Karena memang diderita oleh 1 dari 5 orang di Amerika menurut data Young dan Peppard, di Indonesia? Kita belum memiliki datanya secara pasti. Tapi yang pasti, amat banyak. Banyak bukan berarti normal. Dan juga tidak semua mendengkur itu berbahaya lho.
Mendengkur dan rasa kantuk berlebihan merupakan dua gejala utama dari sleep apnea. Sleep apnea yang artinya henti nafas saat tidur, dapat berdampak langsung pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Sleep apnea terjadi ketika otot-otot saluran nafas melemas saat tidur. Akibatnya jalan nafas menyempit hingga menyumbat akibatnya tidak ada udara yang dapat lewat. Episode henti nafas bisa terjadi selama 10 detik sampai lebih dari satu menit. Karena sesak, otak akan terbangun sejenak untuk menarik nafas, tanpa disadari penderitanya. Akibatnya proses tidur jadi terpotong-potong dan si penderita pun akan merasa selalu mengantuk sepanjang hari. Henti nafas bisa terjadi ratusan kali semalamnya.
Periode henti nafas ini menyebabkan perubahan drastis pada kadar oksigen dan tekanan darah seseorang. Jika sleep apnea dibiarkan, tubuh Anda akan terus terbebani dan akhirnya bisa berujung pada banyak penyakit. Berikut adalah 8 risiko kesehatan yang berhubungan dengan sleep apnea:
1. Tekanan darah tinggi.Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa sleep apnea adalah salah satu penyebab utama dari hipertensi. Peningkatan tekanan darah berkaitan langsung dengan derajat keparahan sleep apnea. Semakin parah derajat sleep apnea, semakin berat juga peningkatan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah juga bisa dialami oleh anak-anak yang menderita sleep apnea. Sejak tahun 2003 lewat dokumen JNC 7, Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure sudah memasukan sleep apnea sebagai salah satu penyebab utama dari hipertensi. Sejak saat itu, penanganan sleep apnea sudah termasuk dalam tata laksana hipertensi.
2. Penyakit jantung.
Sleep apnea yang tidak dirawat merupakan salah satu faktor risiko untuk menderita penyakit jantung. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Amerika pada tahun 2005. Sleep apnea meningkatkan resiko denyut jantung yang tidak beraturan, penyakit jantung koroner, serangan jantung dan penyakit jantung kongestif. Sebuah penelitian di tahun 2006 yang diungkapkan dalam Journal of the American College of Cardiology menyebutkan bahwa sleep apnea bahkan mempengaruhi bentuk jantung seseorang. Jantung penderita sleep apnea membengkak dan menebal dindingnya di satu sisi, serta berkurang kemampuan memompanya.
3. Stroke.
Sleep apnea meningkatkan resiko seseorang untuk terserang stroke (penyebab kematian nomor 3 di Amerika tahun 2005.) Peningkatan kekentalan darah pada penderita sleep apnea menjadi penyebab utama meningkatnya risiko stroke.
4. Kerusakan otak.
Penelitian di jurnal Sleep tahun 2008 memberikan gambaran pencitraan otak yang membuktikan kerusakan permanen pada otak penderita sleep apnea. Kerusakan terjadi pada bagian otak yang mengontrol ingatan, emosi dan tekanan darah.
5. Depresi.
Riset menunjukkan bahwa depresi sering terjadi pada penderita sleep apnea. Bahkan sleep apnea ringan saja sudah meningkatkan resiko terkena depresi. Peningkatan risiko depresi akan naik seiring dengan peningkatan derajat keparahan henti nafas yang dialami.
7. Diabetes.
Sleep apnea akan mengganggu metabolisme hingga tubuh tidak mentoleransi glukosa dan juga resisten terhadap insulin. Diabetes tipe 2, juga salah satu penyebab kematian utama, terjadi ketika badan tidak dapat memanfaatkan insulin secara efektif. Berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa sleep apnea amat mungkin menjadi penyebab terjadinya diabetes. Di bulan Juni 2008 International Diabetes Federation sudah mengeluarkan buku panduan agar semua tenaga kesehatan di seluruh dunia memperhatikan kemungkinan sleep apnea pada pasien diabetes ini.
8. Kegemukan.
Obesitas, pada ras kaukasia (Eropa) menjadi resiko utama sleep apnea. Tapi tidak demikian pada ras Asia yang memiliki struktur rahang lebih sempit dan leher yang pendek. Masalahnya, sleep apnea akan meningkatkan berat badan seseorang. Gangguan metabolisme akibat proses tidur yang terpotong-potong menyebabkan perubahan hormon-hormon yang mengontrol nafsu makan. Rasa kantuk yang diakibatkan juga menyebabkan penderitanya jadi malas berolah raga.
9. Kematian.
Dua penelitan di jurnal Sleep di tahun 2008 menunjukkan bahwa penderita sleep apnea mempunyai risiko kematian lebih tinggi dibanding yang tidak mendengkur. Risiko akan meningkat bersamaan dengan peningkatan derajat keparahan henti nafas. Apalagi jika sleep apnea dibiarkan saja! Sementara kematian akibat kecelakaan kerja maupun kecelakaan lalu lintas pun harus diperhatikan. Di Inggris, pemerintah setempat akan menahan sementara SIM penderita sleep apnea, sampai proses perawatan dilakukan.
Penanganan sleep apnea diawali dengan pemeriksaan tidur di laboratorium tidur. Pemeriksaan tidur yang seksama akan membedakan dengkuran biasa atau dengkuran dengan sleep apnea. Kita pun bisa mendapatkan derajat keparahan dan karakter henti nafas seseorang. Sementara akibatnya pada gelombang otak tidur dan kerja jantung saat tidur pun turut dianalisa.
Perawatan sleep apnea dapat dilakukan lewat beberapa alternatif. Diantaranya pembedahan, continuous positive airway pressure (CPAP) ataupun dental appliances. Sementara ini, baku emas perawatan adalah dengan menggunakan CPAP, dengan tingkat keberhasilan yang amat tinggi. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan CPAP akan mengurangi risiko seseorang untuk menderita penyakit-penyakit berbahaya yang telah disebutkan tadi.
Sumber : KompasHealth
Sumber : KompasHealth
0 komentar:
Posting Komentar